KESALAHAN HR SAAT NEGOSIASI GAJI DAN DAMPAKNYA
TEROPONG-MEDIA.COM | DUNIA KERJA - Dalam dunia rekrutmen, negosiasi gaji adalah salah satu tahapan yang paling krusial, namun juga paling sensitif. Sayangnya, tidak sedikit perusahaan yang menggunakan strategi negosiasi untuk menekan angka gaji calon karyawan, dengan harapan bisa menghemat anggaran perusahaan. Padahal, strategi seperti ini justru berisiko merugikan perusahaan dalam jangka panjang.
Ilustrasi Nyata: Ketimpangan Gaji Akibat Negosiasi Tidak Seimbang
Bayangkan sebuah skenario umum yang sering terjadi di berbagai proses rekrutmen:
HR: “Berapa ekspektasi gaji kamu?”
Kandidat: “Rp8 – 9 juta per bulan.”
HR: “Kamu kandidat yang paling cocok, tapi sayangnya budget kami nggak sampai segitu.”
Kandidat: “Oke, kalau begitu Rp6 juta juga nggak apa-apa.”
HR: “Kapan bisa mulai kerja?”
Sekilas, ini terlihat seperti negosiasi yang sukses. HR berhasil merekrut kandidat terbaik dengan gaji di bawah ekspektasi. Namun, yang tidak diketahui oleh kandidat adalah, budget asli perusahaan untuk posisi itu sebenarnya Rp10 juta per bulan.
Akibat Ketimpangan Gaji: Dari Ketidakpuasan Hingga Turnover Tinggi
Masalah muncul ketika karyawan mulai bekerja dan secara perlahan menyadari adanya ketimpangan gaji di dalam tim. Mereka mungkin mendengar informasi dari rekan kerja, atau menyadarinya lewat beban kerja dan kontribusi yang tidak sesuai dengan kompensasi yang diterima.
Ketika ketimpangan gaji mulai dirasakan, dampaknya tidak bisa dianggap sepele:
- Ketidakpuasan terhadap perusahaan meningkat
- Kehilangan motivasi dalam bekerja
- Menurunnya loyalitas terhadap organisasi
- Kecenderungan untuk resign saat ada tawaran yang lebih baik
Dua atau tiga bulan kemudian, karyawan tersebut pun memutuskan untuk keluar. Akibatnya, perusahaan harus memulai proses rekrutmen dari awal mulai dari membuat lowongan, menyeleksi kandidat, hingga melakukan onboarding ulang. Ini tentu bukan proses yang murah atau cepat.
Kerugian Finansial dan Produktivitas
Banyak perusahaan mengira bahwa dengan menekan gaji kandidat, mereka berhasil menghemat biaya operasional. Namun pada kenyataannya, biaya turnover jauh lebih mahal daripada kompensasi yang diberikan secara adil sejak awal.
Menurut berbagai studi HR, biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan satu karyawan bisa mencapai hingga 30% dari total gaji tahunan posisi tersebut. Biaya tersebut meliputi:
- Biaya iklan lowongan
- Waktu dan tenaga untuk wawancara
- Biaya pelatihan dan adaptasi karyawan baru
- Penurunan produktivitas selama masa transisi
Tidak hanya itu, performa tim juga dapat terganggu akibat kurangnya kontinuitas dan ketidakstabilan dalam struktur kerja.
Transparansi Gaji: Kunci Kepercayaan dan Retensi Karyawan
Perusahaan yang ingin menarik dan mempertahankan talenta terbaik harus mulai membangun budaya transparansi dalam sistem kompensasi. Salah satu langkah penting adalah menyampaikan budget gaji secara terbuka sejak awal proses rekrutmen. Hal ini membantu kedua belah pihak untuk membuat keputusan yang adil dan terinformasi.
Selain itu, membayar karyawan sesuai dengan nilai, kompetensi, dan tanggung jawab yang diemban adalah bentuk penghargaan atas kontribusi mereka terhadap pertumbuhan perusahaan. Dengan memberikan kompensasi yang adil, perusahaan tidak hanya menarik talenta terbaik, tetapi juga menjaga loyalitas mereka dalam jangka panjang.
Praktik Baik dalam Menentukan Gaji Karyawan Baru
Berikut beberapa prinsip yang dapat diterapkan perusahaan untuk memastikan sistem gaji yang adil dan berkelanjutan:
- Lakukan riset pasar gaji berdasarkan posisi dan lokasi
- Tetapkan kisaran gaji yang realistis dan kompetitif
- Transparan dalam menyampaikan budget kepada kandidat
- Berikan ruang negosiasi yang sehat tanpa manipulatif
- Evaluasi secara berkala untuk memastikan gaji tetap sesuai dengan kontribusi
Penutup
Gaji bukan sekadar angka, tetapi juga simbol penghargaan, kepercayaan, dan komitmen antara perusahaan dan karyawan. Memperlakukan karyawan dengan adil sejak awal proses rekrutmen menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan kerja yang produktif dan harmonis.
Menghemat biaya gaji di awal memang bisa terlihat menguntungkan, namun jika berdampak pada tingginya turnover dan penurunan produktivitas, maka sejatinya perusahaan sedang merugi. Oleh karena itu, bayarlah orang sesuai dengan nilainya, bukan semata-mata demi penghematan semu.
Posting Komentar untuk "Kesalahan HR Saat Negosiasi Gaji dan Dampaknya"