Mengulas Teknik Berdebat Rocky Gerung

MENGULAS TEKNIK BERDEBAT ROCKY GERUNG

TEROPONG-MEDIA.COM | FILSAFAT - Dalam diskusi publik, nama Rocky Gerung menjadi salah satu yang paling dikenal karena gaya bicaranya yang tajam, cepat, dan terkesan intelektual. Banyak orang mengira ia adalah seorang yang menguasai berbagai cabang ilmu secara mendalam. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, kekuatan utama Rocky bukan terletak pada luasnya pengetahuan, melainkan pada kemampuannya dalam memainkan retorika dan teknik berdebat.

Apa Itu Retorika?

Retorika adalah seni menyampaikan argumen dengan cara yang meyakinkan. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam dunia debat formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika kita menyampaikan pendapat, bernegosiasi, atau meyakinkan orang lain terhadap ide kita.

Salah satu hal penting dalam retorika adalah bagaimana cara menyusun argumen. Tidak cukup hanya memiliki ide yang benar, tapi juga harus mampu menyampaikannya dengan sistematis dan menarik. Sebaliknya, ide yang keliru pun bisa terdengar masuk akal bila dibungkus dengan retorika yang rapi.

Contoh Retorika dalam Praktik

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat dua contoh sederhana:

Contoh Pertama:

Seseorang berkata: “1 + 1 = 2”, tapi tidak mampu menjelaskan mengapa demikian. Lawan debatnya bisa saja menyerang dengan logika: “1 apel ditambah 1 semangka tidak menghasilkan 2, karena itu dua jenis buah berbeda.” Dengan menyisipkan perbedaan kategori, argumen sederhana pun bisa terlihat rapuh di mata orang awam.

Contoh Kedua:

Sebaliknya, jika ada orang yang menyatakan: “1 + 1 = 4”, lalu mendasarkannya pada regulasi pemerintah mengenai program keluarga berencana misalnya, satu pria ditambah satu wanita, ditambah dua anak, menjadi empat anggota keluarga maka walau secara matematis salah, argumen tersebut akan tampak logis karena didukung oleh kerangka berpikir dan rujukan konkret.

Inilah seni dari retorika. Gaya berbicara Rocky Gerung kerap kali memanfaatkan pola seperti ini: menyusun argumen dengan cepat, memberi landasan referensial (meskipun terkadang keliru), dan memancing respons emosional lawan bicara.

Retorika vs Kebenaran

Perlu digarisbawahi bahwa retorika bukan jaminan kebenaran. Rocky Gerung, misalnya, pernah keliru menyebut “Being and Nothingness” sebagai karya Martin Heidegger, padahal itu ditulis oleh Jean-Paul Sartre. Kesalahan semacam ini sering luput dari perhatian publik karena gaya penyampaiannya yang meyakinkan dan penuh percaya diri.

Dalam video debat publik, pernah terlihat Rocky menyampaikan pandangan tentang gravitasi yang kemudian ditertawakan oleh seorang akademisi fisika. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara retoris terdengar canggih, argumennya bisa saja tidak akurat bila tidak didasarkan pada disiplin ilmu yang sesuai.

Debat yang hanya mengandalkan kemampuan menyusun narasi tanpa fondasi data yang kuat akan menghasilkan kesimpulan yang lemah. Dua variabel utama dalam proses penalaran adalah:

  1. Fakta dan Data: Merupakan dasar realitas objektif dari fenomena yang dibahas.
  2. Input Nalar: Merupakan latar belakang ilmu dan logika yang digunakan untuk mengolah fakta tersebut.

Jika salah satu dari dua variabel ini tidak kuat misalnya, data yang keliru atau logika yang tidak sesuai konteks ilmu maka hasil analisis akan menyesatkan, meskipun terdengar meyakinkan.

Teknik Debat yang Mengganggu Konsentrasi Lawan

Salah satu trik debat yang sering digunakan oleh pendebat ulung seperti Rocky adalah menyusun argumen yang cepat dan acak (randomized structure). Teknik ini membuat lawan tidak punya cukup waktu untuk menganalisis atau memverifikasi setiap pernyataan yang dilemparkan. Hal ini membuat lawan debat menjadi bingung, emosional, bahkan frustasi.

Tak jarang, ia juga menggunakan serangan personal atau istilah merendahkan seperti “dungu” untuk mengunci psikologis lawan. Di mata publik, ini menciptakan kesan superioritas intelektual padahal, dalam konteks akademik, argumen semacam ini justru tidak sehat.

Belajar Berbicara Seperti Rocky Gerung?

Jika kamu ingin menguasai gaya debat seperti Rocky Gerung, maka kamu tidak harus menjadi ensiklopedia berjalan. Yang perlu kamu pelajari adalah:

  1. Retorika dasar: Logika, argumentasi, analogi, dan fallacy.
  2. Teknik persuasi: Menggunakan data (benar atau salah) untuk mendukung narasi.
  3. Manajemen emosi debat: Tetap tenang saat lawan mulai terganggu.
  4. Kreativitas menyusun kerangka berpikir: Mencari referensi dan membangun argumen dari sudut tak terduga.

Tentu saja, pengetahuan tetap penting. Namun kemampuan untuk menyampaikan, membungkus, dan mempertahankan argumen dalam debat adalah keterampilan tersendiri.

Penutup

Rocky Gerung mungkin bukan seorang ahli di semua bidang, tapi ia adalah contoh nyata dari seseorang yang sangat piawai dalam menggunakan seni bicara dan retorika. Di tengah dunia informasi yang penuh kebisingan, kemampuan seperti ini bisa membuat seseorang tampil menonjol meskipun belum tentu selalu benar.

Jadi, jika kamu ingin tampil meyakinkan dalam forum publik, jangan hanya mengandalkan isi kepala, tetapi juga latihlah cara bicaramu. Karena kadang, bukan apa yang kamu katakan yang membuat orang terkesan melainkan bagaimana kamu mengatakannya.

(H/S)

Posting Komentar untuk "Mengulas Teknik Berdebat Rocky Gerung"