IKN Dihuni Hanya 2 Juta Orang, Ibu kota atau Tempat Orang Kaya?

(Gambar: Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. Src: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

IKN DIHUNI HANYA 2 JUTA ORANG, IBU KOTA ATAU TEMPAT ORANG KAYA?

TEROPONG-MEDIA.COM | NASIONAL - Kepala Otorita Ibu Kota Negara Nusantara (OIKN) Bambang Susantono memberikan gambaran tentang bagaimana Nusantara akan terlihat pada tahun 2045. Menurutnya, kota yang sedang dibangun di Pulau Kalimantan ini akan menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal dan dicintai oleh semua orang.

"IKN akan jadi lifeable, kota yang layak huni dan loveable city, kota yang dicintai," ujarnya dalam Seminar Masa Depan Pasca IKN yang ditayangkan dalam kanal YouTube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (17/02/2024).

Untuk menciptakan kota yang layak huni dan dicintai, Bambang mengaku belajar dari Finlandia, negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Dengan polusi udara yang rendah dan koneksi internet kelas dunia seperti di Finlandia, dia yakin generasi milenial dan gen Z akan senang tinggal di kota ini.

Namun, jumlah penduduk tetap di IKN Nusantara tidak akan melebihi dua juta orang pada tahun 2024 mendatang. Bambang menyebutkan bahwa pembatasan jumlah penduduk diperlukan untuk mencegah kelebihan kapasitas seperti yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia.

"Kita tidak mau mengulangi apa yang terjadi di kota-kota Indonesia yang overcapacity, over dari kapasitas lingkungan dan sumber daya yang ada untuk memenuhi hidup yang baik," tuturnya.

IKN akan dilengkapi dengan taksi terbang dan drone logistik untuk mempermudah kehidupan penduduknya. Bambang membayangkan bahwa dalam dua puluh tahun ke depan, kawasan udara kota ini akan dipenuhi dengan taksi terbang berkapasitas lima orang. Taksi terbang ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat menyeberang ke luar Pulau Kalimantan atau daerah yang sulit dijangkau dengan jalur darat.

Kendaraan udara yang menggunakan tenaga listrik ini mampu terbang hingga ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut dan menempuh perjalanan sejauh 35 kilometer hanya dalam waktu 21 menit. Selain taksi terbang, juga akan ada pesawat nirawak (drone) dan robot otonom yang beroperasi di langit IKN untuk mendukung logistik dan transportasi.

Semua kendaraan di kota ini akan menggunakan tenaga listrik, sesuai dengan konsep keberlanjutan lingkungan yang diusung oleh IKN. 

"Di sana akan ada taksi terbang, drone, dan robot untuk memantau perkembangan kota serta mendukung kegiatan logistik. Semua kendaraan harus menggunakan tenaga listrik," kata Bambang.

Dalam rangka mendukung visi IKN sebagai smart city, ibu kota baru ini juga akan dilengkapi dengan kendaraan umum otonom berbasis permintaan. "Angkutan umumnya juga akan menggunakan teknologi otonom tanpa pengemudi, jadi bakal seru nih," ucap Bambang.

Konsep IKN yang menyatu dengan alam menjadi fokus utama dalam pembangunan kota ini. Bambang memastikan bahwa IKN Nusantara akan dibangun dengan konsep yang ramah lingkungan dan menyatu dengan alam sekitarnya. Mayoritas gedung di kota ini akan dikelilingi oleh alam, bukan hanya bangunan tinggi yang menjulang ke langit seperti di kota-kota besar.

IKN Nusantara juga akan terdiri dari 65 persen hutan tropis melalui program reforestasi dan penanaman kembali hutan, serta 25 persen kawasan urban yang berusaha meminimalisir jejak karbon dan emisi.

"Tugas saya adalah mengantar kota ini menjadi kota Anda pada 2045. Tugas saya adalah membuat suatu fondasi, sehingga teman-teman yang sekarang 20 tahunan akan menjadi owner dari kota ini," ungkapnya.

Antara IKN dan Jakarta

Jika melihat secara geografis, Luas IKN sebesar 2.600 Hektar sedangkan Jakarta 661,5 Hektar. Jika melihat rasio perbandingannya, maka IKN Lebih besar 4 x lipat dari Jakarta. Jika melihat data statistik pada 2020 yang lalu, warga DKI Jakarta saat ini mencapai angka 10,56 juta jiwa, sedangkan IKN hanya ditetapkan kurang dari 2 juta orang saja.

Rencana dan Realisasi Bertentangan?

Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa pemindahan Ibukota untuk pemerataan sebagaimana yang disampaikan pada 16 Agustus 2019 lalu di di depan Sidang Paripurna DPR RI, di Senayan, Jakarta.

“Untuk itu, rencana pemindahan ibu kota ke Pulau Kalimantan diletakkan dalam konteks ini, sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus memacu pemerataan dan keadilan ekonomi di luar Jawa,” kata Presiden.

Apabila pembangunan IKN ini sebagai pertumbuhan ekonomi baru dan pemerataan, mestinya IKN bisa menampung lebih dari 2 juta penduduk atau minimal setengah dari Pendukduk DKI Jakarta.

Jika rencanannya hanya diisi 2 juta orang saja, lalu siapa saja yang menempati IKN? Benarkah isu yang menyebutkan bahwa yang menempati hanyalah orang-orang kaya benar adanya sebagaimana yang diasumsikan banyak orang?

(H/S)

Posting Komentar untuk "IKN Dihuni Hanya 2 Juta Orang, Ibu kota atau Tempat Orang Kaya?"