Mengenal Kota Dubai dari Agama, Kebiasaan dan Transportasinya

MENGENAL KOTA DUBAI DARI AGAMA, KEBIASAAN DAN TRANSPORTASINYA

TEROPONG-MEDIA.COM | TRAVEL - Dubai (Arab:, Dubaīy) adalah salah satu dari Tujuh Emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA) atau dalam bahasa Inggris disebut Uni Emirat Arab (UEA), kota ini terletak di sepanjang pantai tenggara Uni Emirat Arab . Semenanjung dan di selatan Teluk Persia, Kotamadya Dubai disebut Kota Dubai untuk membedakannya dari Emirat Dubai, secara geografis di bagian timur kota dubai adalah kota Sharjah, dan bagian barat dubai adalah kota dari Abu Dhabi (ibukota Uni Emirat Arab). Abu Dhabi, Dubai dan Sharjah adalah kota yang berbeda meskipun sangat dekat satu sama lain.

Kota Dubai sangat terkenal yang setiap tahunnya banyak wisatawan datang untuk melakukan wisata, cuaca di kota ini pada akhir dan awal tahun cukup dingin (Desember-Februari) dan di tengah tahun (Juni-Oktober ) sangat panas , sehingga sangat cocok untuk liburan Dubai saat ini. Januari karena cuaca di Dubai di awal tahun sangat sejuk, namun jika anda berwisata di musim panas juga tidak masalah karena di Dubai banyak pusat perbelanjaan yang tentunya full AC, bahkan banyak halte bus yang asalkan. oleh pendingin udara.

Penduduk kota ini sebagian besar adalah pendatang karena jumlah perkembangan yang begitu besar dan cepat sehingga dapat menampung para pendatang yang mencari pekerjaan di dukung dengan letak kota Dubai yang berada di tengah dunia sehingga kota ini biasanya titik transit untuk pesawat dan kapal kontainer, di sana Anda akan menemukan data perkiraan populasi asli UEA. 30% dan 70% pendatang. Sebagian besar penduduk berbicara bahasa Inggris mengingat UEA adalah bekas jajahan Inggris, bahkan pejabat, Raja Dubai dan Pangeran Dubai dapat berbicara bahasa Inggris dan sering diundang oleh wartawan untuk wawancara.

Tulisan di bawah ini merupakan pengalaman dari Sarah Amelia yang dibagikan melalui akun facebooknya, berikut tulisannya:

Mayoritas Agama di Dubai

Sama seperti indonesia, mayoritas agama di dubai (dan seluruh UAE) juga Muslim. Banyak masjid, ada suara adzan setiap masuk waktu solat. Di dekat gedung saya tinggal ini ada masjid besar, hari jumat kemarin walopun hujan masjid itu tetap penuh sampai halaman, sebagian malah kehujanan waktu mereka solat.

Penduduk lokal laki laki kalo keluar rumah selalu pakai kandora putih, dan yang perempuan diharuskan pakai abaya, longgar dan menutupi bentuk badannya. Dulu saya pikir warna abaya cuma hitam, tapi ternyata warna-warni tapi ga termasuk warna merah, kuning, atau hijau mencolok. Mereka pakai kerudung, ada yang menutupi sempurna semua aurat, ada yang cuma di lilitkan sekedarnya tapi tetap aja kelihatan rapi dan cantik.

Kalangan Muslim mayoritas adalah penduduk lokal dan pendatang dari pakistan, india, indonesia.

Tapi kemarin saya dikasih tahu harus hati hati juga kalo mau masuk ke masjid. Karena ada banyak masjid milik orang orang syiah di sini. karena banyak nya pendatang dari iran. Juga sebagian kecil pakistan yang satu aliran dengan mereka.

Salah satu yang saya suka adalah, masjid selalu di bagi dua. Kawasan pria dan wanita, bukan cuma dibatasi kain atau kayu seperti di indonesia, tapi area dan pintu masuknya juga beda. Misalnya aja seperti di mall, tempat solat perempuan dan laki laki d pisah jauuuuh sekali.

Di tempat wisata juga gitu, area perempuan di seberang kanan dan area laki laki di seberang kiri.

Kalo di indonesia natal masuk ke dalam libur nasional, di sini justru ga. Kantor kantor tetap buka, semua sektor usaha tetap beroperasi.

Sampai tahun kemarin, weekend di sini hari jumat dan sabtu. Tapi mulai januari tahun ini UAE ganti hari libur jadi sabtu dan minggu, jumat kerja cuma setengah hari (khusus dubai) kalau area lain seperti sharjah yang bersebelahan sama dubai liburnya malah 3 hari (jumat, sabtu, minggu).

Dari 7 emirat di UAE, dubai yang paling di kenal terbuka untuk semua kalangan dan keyakinan. tapi aturannya tetap kokoh kalo muslim adalah mayoritas, toleransinya bukan dengan kasih libur nasional tapi dengan kerja setengah hari bagi yang merayakan natal misalnya.

Dari 7 emirat, sharjah yang dikenal paling religius. Jumat wajib libur supaya ga ada alasan laki laki untuk ga solat jumat. Suara adzan paling kenceng dan serempak di semua masjid, kegiatan harus berhenti waktu adzan.

Selama sepuluh hari di sini, saya perhatiin semua kegiatan berhenti di waktu solat. Supermarket tutup, toko toko pinggir jalan yang dijaga orang muslim juga tutup, karena pengurusnya harus solat.

Tapi kata yang udah lama di sini, seluruh emirates memang gitu. Kalo pemilik toko dan pekerjanya Muslim, mereka selalu berhenti jualan d waktu solat, pintu tertutup karena mereka semua k masjid.

Keren ya?

Semoga indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia bisa menerapkan hal yang sama. Tutup toko atau warung 10-15 menit untuk solat ga akan mengurangi pendapatan.

Kebiasaan Warga Kota Dubai

Gambar: Sarah Amelia

Yang saya rasain setelah beberapa hari tinggal di dubai,

Aman

Normalnya kalo di indonesia saya pasti takut jalan kaki sendirian di atas jam 8 malam. Tapi tadi malam saya pulang telat dan jalan kaki dari metro ke rumah sekitar jam 11.45. Alhamdulillah ga ada perasaan takut begal, copet, atau bahkan jurig.

Laki laki di sini ga bisa sembarangan menyapa atau menatap perempuan atau mereka bisa tidur 7-15 hari di penjara bahkan terancam deportasi. Ini kata beberapa orang yang udah tinggal lama di sini.

Ga ada copet. Kalo ke restoran sendiri terus mau nandain meja, tinggalin hp supaya ga ada yang ambil meja kita. Aman. Karena kamera di mana mana dan juga di sini hp bekas ga laku di jual ke toko. Gitu juga emas ga bisa di jual tanpa surat dan emirates ID si pembeli.

Bersih

Ga ada botol bekas atau sampah di jalanan karena dendanya gede untuk yang buang sampah sembarangan dan ga ada istilah orang dalam. Saksinya langsung kamera yang ada di setiap sudut jalan dan dinding gedung.

Mobil mewah

Dulu katanya kan di jalanan dubai penuhnya sama mobil sport mewah doang tuh. Setelah di sini saya nyaris ga lihat mobil sport lewat d jalanan, krn ternyata ada area sendiri untuk komunitasnya. Tetap aja saya lihat banyak mobil menengah ke bawah yang mengisi jalanan.

70% mobil di dubai warnanya putih karena katanya kalo musim panas debunya banyak jadi kalo mobil warna hitam atau merah bakalan kelihatan banget kotornya dan cuci mobil di sini mahal.

WiFi gratis

Ga perlu beli data karena d mana mana ada wifi gratis yang di sediakan sama provider. Bahkan di metro juga ada wifi nya. Ke mall internet langsung tersambung, bahkan di jalanan juga internet masih tersambung.

Beli simcard kaya mau beli rumah. Syaratnya banyak. Selain butuh emirates ID juga harus pakai sidik jari dan ttd kontrak. Jadi ga ada yang bisa menyalah gunakan nomor hp mereka untuk hal jahat. Krn beli simcard memang ga mudah dan cepat ketangkep kalo nakal.

Hujan = banjir

Dari tanggal 31 kemarin itu banyak area di UAE yang di guyur hujan. Padahal hujan ga sampe 1 jam tapi banyak tempat yang banjir. Berasa di indonesia.

Masuk lift harus antri

Saya tinggal di lantai 30 nungguin lift nya bisa 15 menit kadang malah ga kebagian tempat pas lift kebuka

Kesimpulannya, walopun kangen sama anak anak tapi saya betah di sini. Orang orangnya yang paling penting. Ketemu sama orang arab lokal meskipun ngomongnya kenceng tapi baik, ketemu arab pendatang walopun rada galak tapi sopan, ketemu sesama indonesia mashaAllah pikirannya pada terbuka dan wawasannya luas juga ga pelit ilmu.

Ternyata bener, keluar dari rumah itu perlu untuk tahu lebih banyak dan memahami lebih luas.

Transportasi Kota Dubai

Gambar: Sarah Amelia

Dubai dari ujung ke ujung itu bisa di tempuh pakai metro (kereta) doang. Tarif paling murah 3,5 dirham dan tarif paling mahal 7,5 dirham. Pakai NOL CARD yang bisa di isi ulang di semua station.

Jarak tempuh antar metro juga cepat. Dari satu metro ke metro yang lain itu jarak tempuh kebanyakan sekitar 1 menit, cuma ada sekitar 2 atau 3 metro yang jarak tempuhnya sampai 5 menit.

Karena ini kereta listrik, jadi gerbongnya memang untuk penumpang dari ujung ke ujung. Saya suka duduk di gerbong ujung karena saya bisa lihat ke depan begini. Kadang kalo ga kebagian duduk di jam sibuk saya berdiri di sini.

Keuntungan lainnya, untuk ikon ikon kota dubai juga enak banget di jangkaunya. Mau ke burj khalifa/dubai mall turun di metro langsung masuk ke dalam mall nya.

Mau ke emirates mall turun di metro, langsung terhubung dengan mall nya.

Ke expo, langsung masuk ke area expo nya. Makanya banyak orang lebih pilih naik metro daripada kendaraan pribadi. Selain cepat, juga jadi bebas biaya parkir.

Super mudah......

Kalo ada lokasi yang rada jauh dari metro station, kita bisa pakai metro bus yang tarifnya juga sama 3,5-7,5 dirham.

Di sini berasa banget mudah menjangkau semua lokasi. Mau ke mana aja ga males karena transportasinya gampang banget dan tarifnya ga mahal..

Terus keretanya datang setiap 3-5 menit sekali. Ga perlu nunggu lama dan berdesak desakan d stasiun.

Semoga informasi bermanfaat

Teropong Media, Melihat Informasi Lebih Jelas -

Posting Komentar untuk "Mengenal Kota Dubai dari Agama, Kebiasaan dan Transportasinya"