Sergei Nikolaevich Bulgakov: Ekonomi Teologis

SERGEI NOKOLAEVICH BULGAKOV: EKONOMI TEOLOGIS 

TEROPONG-MEDIA.COM | EKONOMI - Suatu disiplin ilmu tidak ada yang benar-benar positif, yakni dalam pengertian sebagai realitas obyektif murni tanpa asumsi. Bangunan aksioma dan presuposisi terlebih dahulu menjadi landasan konseptual dari disiplin tersebut yang disebut oleh para filsuf sebagai suatu weltanschauung atau pandangan dunia. Weltanschauung ini terkonstruk secara intuitif dalam jiwa seseorang sebagai sebuah nilai batas dalam melakukan proses perenungan dan pemikiran.

Adalah Sergei Nikolaevich Bulgakov (1871-1944) seorang teolog Kristen Ortodoks, filsuf, dan ekonom asal Russia yang merupakan salah satu tokoh sentral dari Silver Age (Era Perak) yang menyingkapkan adanya "weltanschauung" yang melatarbelakangi ilmu ekonomi (saat ini disebut ekonomi politik). Ia merupakan mantan Legal Marxist, yaitu kalangan yang mempromosikan ideologi Marxisme dengan jalan yang legal. Beliau dikenal sebagai pengasas Sophiologi yang merupakan doktrin utama dalam teologinya.

Teori Marxisme tentang Materialisme Historis merupakan salah satu sasaran kritik utama dari Bulgakov dalam menyingkap tabir inkonsistensi dari Marxisme, yang kemudian membuatnya hijrah kembali menjadi seorang teolog Ortodoks Russia yang cukup ternama. Ia hijrah dari paham materialisme menuju idealisme, kemudian membongkar landasan filosofis dari ilmu ekonomi, yang disebut olehnya sebagai "Economism" yang menitikberatkan pada aspek materialisme yang bernada positivistik dengan menulis buku "Philosophy of Economy" ini.

Gagasan ekonomi Bulgakov dibangun dari konsep teologi Kristen Ortodoks Russia, terutama berkenaan dengan teori Sophiologi yang dianggap kontrovesial dan elusif, dengan konsep Sophia Economy. "Sophia" dalam bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan (wisdom), konsep ini menyatakan bahwa kebijaksanaan Tuhan itu melekat atau diekspresikan di dunia dalam ciptaanNya. Artinya penciptaan alam semesta merupakan kebijaksanaan Tuhan itu sendiri yang identik dengan esensi KetuhananNya sebagai sebuah cerminan (image) dari Tuhan. 

Berangkat dari konsep Locke dan Rosseau tentang "State of Nature" yang dalam istilah Islam disebut dengan "Fitrah" (yang secara konseptual tentu berbeda), Bulgakov mengasumsikan adanya suatu keadaan murni sebelum the Fall (Kejatuhan/Pengusiran) dalam teologi Kristen yang disebut dengan "Edenic Economy" atau Ekonomi Surgawi. "Kejatuhan" manusia ditandai dengan keterikatan manusia pada kebutuhan badaniah, dimana dalam teologi Kristen, hal yang berkenaan dengan tubuh dan "daging" dianggap sebagai hukuman atas kejahatan manusia sebagaimana ungkap Leopold Weiss.

Setelah "kejatuhan" manusia dituntut untuk berusaha kembali pada konsep ideal, dengan menjadikan dunia sebagaimana taman Eden di muka bumi dengan aktivitas ekonomi sebagai suatu bentuk "kebangkitan kembali" atau Resurrection. Untuk merealisasikan "kebangkitan kembali", maka suatu tindakan ekonomi harus berdasarkan pada nilai-nilai "sophia/kebijaksaan", inilah yang disebut dengan "Sophia Economy". Sophia adalah kebijaksanaan yang berkenaan dengan "kesenangan, cinta, keindahan serta kenyamanan" yang memberikan makna pada kehidupan. 

Menurutnya alur sejarah itu bersifat kontinjen (sementara) tidak linier sebagaimana dalam teori Materialisme Historis Marxisme yang mengasumsikan bahwa aras sejarah ditentukan dalam perebutan moda produksi oleh para penguasa sehingga menciptakan "stratifikasi sosial berkelas" yang semata-mata berorientasi materi. Namun, baginya sejarah adalah usaha terus menerus untuk mencapai "kebangkitan kembali" setelah mengalami "kejatuhan". Kebangkitan kembali adalah harmonisasi antara manusia dan alam. Penekanannya adalah pada "spirit", bukan "materi" dalam bentuk institusi, moda produksi, ataupun korporasi.

Bulgakov tidak menerima definisi mengenai ekonomi yang dimaknai hanya berkenaan dengan tindakan dari "labor/tenaga kerja" yang dalam gagasan Marx sebagai aspek fundamental dalam ekonomi. Menurutnya ekonomi adalah perbuatan dari subyek ekonomi yakni manusia kepada obyek ekonomi yakni alam. Segala bentuk tindakan manusia pada alam itu merupakan "aktivitas ekonomi", bukan hanya dalam bentuk "labor" sebagai suatu energi otot dan saraf saja. Untuk menjembatani sikap manusia pada alam, maka harus berdasarkan pada nilai-nilai "sophia" itu. Menurutnya harmonisasi manusia dengan alam merupakan gambaran surgawi dalam konsep "edenic economy".

Demikian, sekilas pembacaan atas karya Bulgakov secara singkat dan masih parsial (baru sampai pada halaman 113 dalam pembahasan tentang filsafat produksi dan konsumsi), tentu pembahasan filosofis tentang ekonomi seperti ini sangat penting untuk kembali digalakkan dalam kajian tentang ekonomi Islam. Setidaknya dari pandangan pribadi, bahwa kajian ekonomi Islam saat ini telah mengalami reduksi hanya kepada kajian tentang institusi ekonomi semata. Namun konsep yang sangat vital dan mendasar tentang falsafah sudah sangat jarang dibahas oleh para pemikir dan cendekiawan ekonomi Islam kontemporer.

Wallahu a'lam.

NSS.

Oleh: Shadiq Sandimula

- Teropong Media, Melihat Informasi Lebih Jelas -

Posting Komentar untuk "Sergei Nikolaevich Bulgakov: Ekonomi Teologis"